Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep Pembaca
BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-12 15:35:13【Resep Pembaca】724 orang sudah membaca
PerkenalanPramuniaga melakukan siaran langsung penjualan perhiasan emas di sebuah gerai di Kota Malang, Jawa T

Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini mengangakan bahwa inflasi bulanan secara konsisten terjadi setiap Oktober selama empat tahun terakhir, kecuali pada Oktober 2022.
“Secara historis, pada setiap Oktober sejak 2021 hingga 2025 ini mengalami inflasi, kecuali pada Oktober 2022 yang mengalami deflasi,” kata Pudji Ismartini di Jakarta, Senin.
Ia mengangakan bahwa inflasi pada Oktober 2025 menjadi yang tertinggi dibandingkan tingkat inflasi pada Oktober 2021-2024, mencapai 0,28 persen month-to-month(mtm).
Ia juga mengangakan tingkat inflasi tersebut disumbangkan oleh emas perhiasan (0,21 persen), cabai merah (0,06 persen), telur ayam ras (0,04 persen), daging ayam ras (0,02 persen), serta wortel (0,01 persen).
Sementara itu, BPS mencatat inflasi bulanan pada Oktober 2021 mencapai 0,12 persen mtm, yang dipicu oleh kenaikan harga cabai merah dan minyak goreng yang memiliki andil inflasi masing-masing sebesar 0,05 persen.
Tarif angkutan udara juga berkontribusi terhadap inflasi pada bulan tersebut sebesar 0,03 persen, daging ayam ras sebesar 0,02 persen dan rokok kretek filter sebesar 0,01 persen.
Setahun kemudian, pada Oktober 2022, justru terjadi deflasi sebesar 0,11 persen mtm. Namun, sejumlah komoditas masih memberikan andil inflasi, seperti beras dan bensin masing-masing sebesar 0,03 persen, serta tukang bukan mandor, bahan bakar rumah tangga, dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01 persen.
Pudji mengangakan tren inflasi kembali muncul pada Oktober 2023 dengan tingkat inflasi 0,17 persen mtm dengan beras, bensin, cabai rawit, tarif angkutan udara, dan cabai merah menjadi pendorong utama.
Ia juga mengangakan masing-masing komoditas berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,06 persen, 0,04 persen, 0,03 persen, 0,02 persen, dan 0,01 persen.
Sementara itu, pada Oktober 2024, inflasi tercatat sebesar 0,08 persen mtm yang disumbangkan oleh kenaikan harga emas perhiasan dengan andil 0,06 persen, daging ayam ras 0,04 persen, bawang merah 0,03 persen, serta tomat dan nasi dengan lauk masing-masing 0,02 persen.
“Dan berdasarkan historis, di setiap Oktober dari 2021 hingga 2025 (kecuali pada 2022), komoditas yang menyumbang inflasi umumnya merupakan komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau dan merupakan komoditas komponen harga bergejolak,” ujar Pudji.
Suka(14)
Sebelumnya: Panduan mudah memelihara lobster air tawar untuk pemula
Selanjutnya: Kemendikdasmen: Pelaksanaan TKA di Papua lancar
Artikel Terkait
- Kalteng pastikan dukungan penuh keberlangsungan program Sekolah Rakyat
- Bupati Banyumas: Gebyar Pendidikan Non
- Program Makan Bergizi Gratis sasar 146 siswa SLB di Subang
- Bantuan kemanusiaan pertama Turki usai gencatan senjata tiba di Gaza
- Baru tiga SPPG kantongi SLHS, Pemprov DIY ungkap kendalanya
- Pemerintah: Ekspor udang ke AS wajib bersertifikat bebas radioaktif
- 1.938 pelajar di pulau penyangga Batam mulai dapat MBG
- Forum Pangan Dunia 2025 dibuka di Roma, rayakan 80 tahun FAO
- Kiat menghindari penyakit semasa banjir
- Larangan perdagangan daging anjing, Legislator: Gubernur tepati janji
Resep Populer
Rekomendasi

SPPG diingatkan olah limbah MBG dengan baik, jangan cemari lingkungan

Pemerintah sebut produk cengkih terpapar Cs

Ahli gizi sebut zat besi penting bagi peningkatan performa olahraga

Pembudidaya ikan harap komoditas daerah dimanfaatkan jadi menu MBG

Sulsel proyeksikan surplus beras 2 juta ton di 2025

Dapur SPPG MBG Polres Blora layani 2.515 penerima manfaat

Satgas MBG Banyuasin pastikan menu sesuai dengan kebutuhan gizi

Mahasiswa USU cipngakan wadah makanan dari limbah sawit dan daun pepaya